0
Purna Siswa MAN Tuban 2016; Runtuhnya Stigma Sekolah Alternatif
Posted by Unknown
on
08.03
in
Corat-Coret
Tepat
pada hari selasa, 3 Mei 2016, jalan raya HOS. Cokroaminoto Tuban, di depan
kompleks bangunan nomor 4, dipenuhi deretan mobil berbagai merk rapi berderet
dari barat ke timur. Ditambah lagi puluhan motor terparkir sesak di halaman TK
(Taman Kanak-Kanak) “Ath-Thur” Tuban.
Pada hari itu di MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Tuban sedang diselenggaraan
kegiatan purna studi siswa kelas XII tahun pelajaran 2015-2016. Tepat di tengah
lapangan upacara yang sekaligus menjadi lapangan futsal dan basket itu,
kegiatan tersebut dilaksanakan. Barisan kursi tertata rapi dengan tiga panggung
di depannya, dimana panggung utamanya berada di tengah, menambah kemegahan
acara itu. Penyelenggaraan purna siswa yang dilakukan di dalam lingkungan
madrasah ini—walau hawa panas terasa di dalamnya—tetap menjadikan kenangan
tersendiri, karena secara langsung baik siswa, guru, staf madrasah dan segenap
undangan yang hadir dapat melihat dan menyaksikan lingkungan madrasah yang
menjadi kawah candradimuka seluruh
civitas akademika dalam berjibaku mengembangkan potensi kognitif, afektif dan
psikomotornya. Kemudian untuk mengetahui segudang prestasi akademik maupun non
akademik para siswa dan produk nyata predikat sukses para alumninya myang
tersebar di segala sektor.
Purna
siswa tahun 2016 ini menjadi menarik, karena kepala MAN Tuban—Bapak Saifuddin
Yulianto, S.Ag., M.Pd.I.—membuat sebuah gebrakan
kreatif dengan menyelipkan tiga macam kegiatan unik. Pertama, beliau mengundang puluhan alumni MAN Tuban lintas
angkatan, kedua adanya peluncuran
buku pertama karya para siswa MAN Tuban dan ketiga
peresmian “MAN Tuban in the Corner” oleh Ka.Kanwil Kementerian Agama Jawa
Timur. Hal tersebut membuat purna siswa yang diselenggarakan di dalam
lingkunagan madrasah ini terasa lebih istimewa dari sebelumnya.
Puluhan
alumni sengaja didatangkan dari berbagai daerah tempat kerjanya untuk
menghadiri acara purna siswa ini. Kepala madrasah secara langsung mengontak
satu persatu alumninya untuk datang pada hari itu. Dengan rasa senang dan
bangga, para alumninya pun rela mengorbankan waktu kerjanya pada hari itu untuk
menghadiri acara yang sakral tersebut. Yang menjadi istimewa lagi adalah kehadiran para alumni MAN Tuban angkatan
pertama (81, 82 dan 83). Beberapa dapat saya sebutkan adalah Bapak Prof. Dr.
Mujamil Qomar, M.Ag., Bapak Drs. Mahfud Shodar, M.Pd.I., Bapak Drs. Pardi,
M.Pd. serta novelis muda Sifah Nur. Profesor Qomar adalah guru besar pemikiran
modern dalam Islam dan mantan ketua di IAIN (Institut Agama Islam Negeri)
Tulungangung yang prolific, karena
telah menghasilkan belasan buku ilmiah akademik berkualitas yang berhasil
diterbitkan oleh penerbit berskala nasional. Kebanyakan buku beliau bertemakan
pemikiran Islam alternatif dan pendidikan Islam yang banyak dijadikan rujukan
primer para mahasiswa di lingkungan IAIN/UIN. Beliau terkenal dengan konsep
“kesadaran pendidikan” yang menurutnya menjadi solusi atas sengkarutnya
kualitas pendidikan di Indonesia dewasa ini. Selanjutnya adalah Drs. Mahfud
Shodar, M.Pd.I., dan Drs. Pardi, M.Pd., yang masing-masing adalah Kepala Kantor
Wilayah dan Kasi Kesiswaan Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Provinsi Jawa
Timur. Kepiawaian keduanya dalam memimpin di lingkungan kementerian agama
menjadikan mereka berdua berhasil menduduki jabatan prestigious yang membawahi seluruh kantor kementerian agama di wilayah
Jawa Timur. Para tokoh tadi merupakan teladan kepada alumni yang lain dan siswa-siswi
MAN Tuban, akan arti pentingnya capaian intelektual serta profesionalisme dalam
memimpin telah berhasil mengantarkan ketiganya ke gerbang kesuksesan. Kita
beranjak ke alumni berikutnya, Sifah Nur. Dia adalah alumnus yang relatif masih
belia, lulusan tahun 2013 dan mahasiswa aktif semester empat di Universitas
Brawijaya Malang. Yang menjadi istimewa adalah keberhasilannya menerbitkan
beberapa karya novelnya di penerbit nasional. Dia pantas disebut sebagai
novelis muda berbakat yang boleh jadi di masanya nanti, ia akan sejajar dengan
novelis sekelas Andrea Hirata, Habiburrahman El-Shirazi dan bahkan Pramudia
Ananta Toer. Keempat alumnus beda generasi tersebut memberikan testimoni dan
orasinya satu persatu, sehingga membakar semangat semua undangan yang hadir
pada waktu itu.
Dalam
momen purna siswa 2016 ini juga diadakan peresmian “MAN Tuban in The Corner”
oleh Ka.Kanwil Kemenag. Jatim yang beliau juga adalah alumnus MAN Tuban
angkatan 81. MAN Tuban in The Corner
adalah pojok baca di lobi MAN Tuban yang merupakan area baca berisi puluhan
buku karya guru, alumni dan para siswa MAN Tuban. Buku-buku tersebut terdiri
dari buku-buku ilmiah akademik, hasil penelitian, bunga rampai kumpulan artkel,
novel dan buku-buku sastra lainnya. Beraneka ragamnya bentuk tulisan pada
buku-buku tersebut menandakan dari MAN Tuban telah lahir para penulis dengan
skill menulisnya masing-masing. MAN Tuban telah meneguhkan diri dan serius mengembangkan
bakat kepenulisan para siswanya. Ini terbukti dengan diadakannya pelatihan
kepenulisan oleh MAN Tuban yang bekerja sama dengan lembaga Nizamia Learning Center
(NLC). Para peserta dibekali keahlian menulis dan secara langsung dipraktekkan
dengan produk pelatihan berupa tulisan yang benar-benar diterbitkan dalam
bentuk buku.
Hasil
dari pelatihan menulis tersebut dibuat dalam bentuk buku kumpulan tulisan, cerpen
dan puisi dari siswa dan siswi MAN Tuban. Tulisan siswa-siswi MAN Tuban
tersebut dituangkan dalam sebuah buku berjudul “Untaian Cita-Cita Hati;
Kumpulan Karya Siswa-Siswi MAN Tuban” yang diterbitkan ratusan eksemplar. Buku
tersebut diberi pengantar oleh kepala MAN Tuban, Bapak Saifuddin Yulianto,
S.Ag., M.Pd.I., dan Bapak Dr. M. Musfiqon, M.Pd. (alumnus MAN Tuban 96 dan
tutor latihan kepenulisan tersebut). Doktor Musfiqon adalah salah satu alumnus
yang berprestasi pula, ia berprofesi sebagai dosen yang menduduki jabatan Dekan
Fakultas Tarbiyah di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Peluncuran buku ini
menjadi pemicu semangat dan antusiasme para alumnus, guru dan para siswa MAN
Tuban untuk menghasilkan karya-karya serupa yang lebih banyak dan lebih berkualitas
lagi.
Alumni
angkatan awal yang kerkarir sebagai akademisi dan birokrat tersebut hanya
sebagian kecil dari seluruh alumni MAN Tuban yang telah sukses di bidangnya,
dimana karena keterbatasan kemampuan tidak bisa menampung seluruh alumni untuk
hadir. Pada sektor yang lainnya masih banyak alumni yang sukses dalam karirnya,
antara lain sebagai pengusaha, wiraswasta, pegawai negeri sipil, pendakwah,
TNI, POLRI, petani, pedagang, seniman dan lain sebagainya. Heterogenitas
profesi para alumni MAN Tuban ini menunjukkan beragamnya keahlian lulusan MAN
Tuban yang sebagian besar berhasil diwadahi dan dikembangkan selama di madrasah
dan dilanjutkan setelah para siswa itu lulus dari madrasah. Pandangan miring
sebagian orang yang menganggap kualitas sebuah lembaga pendidikan hanya dari
bagus atau tidaknya input calon siswanya pelu diubah dengan juga melihat
kualitas produk para alumninya. Apabila suatu lembaga pendidikan dengan input
siswa berkualitas SDM rendah tetapi berhasil menghasilkan produk alumni yang
berhasil secara monumental dalam karirnya, maka itu menandakan sekolah/madrasah
tersebut telah berhasil mendidik para siswanya dan dapat dikatakan itu adalah
lembaga pendidikan yang berkualitas.
MAN
Tuban dengan empat program unggulannya, yaitu IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), IPS
(Ilmu Pengetahuan Sosial), Bahasa dan Program Keagamaan kiranya dapat disebut
sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas. Ciri khas MAN Tuban sebagai “MAN
Keterampilan” (otomotif, las dan tata busana) dan predikat Sekolah/Madrasah
Adiwyata terbaik se-Kabupaten Tuban yang ditambah lagi dengan keberhasilan
capaian alumninya di atas, kiranya dapat meruntuhkan stigma bahwa madrasah
hanyalah sekolah alternatif, tetapi sebaliknya madrasah dapat dijadikan
referensi utama pendidikan menengah atas bagi anak dengan program pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan internalisasi ajaran agama Islam dalam
kegiatan pendidikannya sehari-hari.
Wallahu
A’lam