0
Purna Siswa MAN Tuban 2016; Runtuhnya Stigma Sekolah Alternatif
Posted by Unknown
on
08.03
in
Corat-Coret

Purna
siswa tahun 2016 ini menjadi menarik, karena kepala MAN Tuban—Bapak Saifuddin
Yulianto, S.Ag., M.Pd.I.—membuat sebuah gebrakan
kreatif dengan menyelipkan tiga macam kegiatan unik. Pertama, beliau mengundang puluhan alumni MAN Tuban lintas
angkatan, kedua adanya peluncuran
buku pertama karya para siswa MAN Tuban dan ketiga
peresmian “MAN Tuban in the Corner” oleh Ka.Kanwil Kementerian Agama Jawa
Timur. Hal tersebut membuat purna siswa yang diselenggarakan di dalam
lingkunagan madrasah ini terasa lebih istimewa dari sebelumnya.

Dalam
momen purna siswa 2016 ini juga diadakan peresmian “MAN Tuban in The Corner”
oleh Ka.Kanwil Kemenag. Jatim yang beliau juga adalah alumnus MAN Tuban
angkatan 81. MAN Tuban in The Corner
adalah pojok baca di lobi MAN Tuban yang merupakan area baca berisi puluhan
buku karya guru, alumni dan para siswa MAN Tuban. Buku-buku tersebut terdiri
dari buku-buku ilmiah akademik, hasil penelitian, bunga rampai kumpulan artkel,
novel dan buku-buku sastra lainnya. Beraneka ragamnya bentuk tulisan pada
buku-buku tersebut menandakan dari MAN Tuban telah lahir para penulis dengan
skill menulisnya masing-masing. MAN Tuban telah meneguhkan diri dan serius mengembangkan
bakat kepenulisan para siswanya. Ini terbukti dengan diadakannya pelatihan
kepenulisan oleh MAN Tuban yang bekerja sama dengan lembaga Nizamia Learning Center
(NLC). Para peserta dibekali keahlian menulis dan secara langsung dipraktekkan
dengan produk pelatihan berupa tulisan yang benar-benar diterbitkan dalam
bentuk buku.
Hasil
dari pelatihan menulis tersebut dibuat dalam bentuk buku kumpulan tulisan, cerpen
dan puisi dari siswa dan siswi MAN Tuban. Tulisan siswa-siswi MAN Tuban
tersebut dituangkan dalam sebuah buku berjudul “Untaian Cita-Cita Hati;
Kumpulan Karya Siswa-Siswi MAN Tuban” yang diterbitkan ratusan eksemplar. Buku
tersebut diberi pengantar oleh kepala MAN Tuban, Bapak Saifuddin Yulianto,
S.Ag., M.Pd.I., dan Bapak Dr. M. Musfiqon, M.Pd. (alumnus MAN Tuban 96 dan
tutor latihan kepenulisan tersebut). Doktor Musfiqon adalah salah satu alumnus
yang berprestasi pula, ia berprofesi sebagai dosen yang menduduki jabatan Dekan
Fakultas Tarbiyah di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Peluncuran buku ini
menjadi pemicu semangat dan antusiasme para alumnus, guru dan para siswa MAN
Tuban untuk menghasilkan karya-karya serupa yang lebih banyak dan lebih berkualitas
lagi.
Alumni
angkatan awal yang kerkarir sebagai akademisi dan birokrat tersebut hanya
sebagian kecil dari seluruh alumni MAN Tuban yang telah sukses di bidangnya,
dimana karena keterbatasan kemampuan tidak bisa menampung seluruh alumni untuk
hadir. Pada sektor yang lainnya masih banyak alumni yang sukses dalam karirnya,
antara lain sebagai pengusaha, wiraswasta, pegawai negeri sipil, pendakwah,
TNI, POLRI, petani, pedagang, seniman dan lain sebagainya. Heterogenitas
profesi para alumni MAN Tuban ini menunjukkan beragamnya keahlian lulusan MAN
Tuban yang sebagian besar berhasil diwadahi dan dikembangkan selama di madrasah
dan dilanjutkan setelah para siswa itu lulus dari madrasah. Pandangan miring
sebagian orang yang menganggap kualitas sebuah lembaga pendidikan hanya dari
bagus atau tidaknya input calon siswanya pelu diubah dengan juga melihat
kualitas produk para alumninya. Apabila suatu lembaga pendidikan dengan input
siswa berkualitas SDM rendah tetapi berhasil menghasilkan produk alumni yang
berhasil secara monumental dalam karirnya, maka itu menandakan sekolah/madrasah
tersebut telah berhasil mendidik para siswanya dan dapat dikatakan itu adalah
lembaga pendidikan yang berkualitas.
MAN
Tuban dengan empat program unggulannya, yaitu IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), IPS
(Ilmu Pengetahuan Sosial), Bahasa dan Program Keagamaan kiranya dapat disebut
sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas. Ciri khas MAN Tuban sebagai “MAN
Keterampilan” (otomotif, las dan tata busana) dan predikat Sekolah/Madrasah
Adiwyata terbaik se-Kabupaten Tuban yang ditambah lagi dengan keberhasilan
capaian alumninya di atas, kiranya dapat meruntuhkan stigma bahwa madrasah
hanyalah sekolah alternatif, tetapi sebaliknya madrasah dapat dijadikan
referensi utama pendidikan menengah atas bagi anak dengan program pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan internalisasi ajaran agama Islam dalam
kegiatan pendidikannya sehari-hari.
Wallahu
A’lam