0
Perginya Sang Ikon Keilmuan; Liputan Peluncuran Buku Terakhir Alm. Prof. Muhaimin
Posted by Unknown
on
12.51
in
Seminar
Pada
hari Sabtu, 2 April 2016 di auditorium Gedung Prof. Susilo Bambang Yudhoyono
Kompleks Pascasarjana UIN Maliki Malang dilaksanakan acara peluncuran buku
karya terakhir almarhum Prof. Dr. Muhaimin, MA—direktur pascasarjana dan Guru
Besar Pendidikan Islam di UIN Maliki Malang—sekaligus reuni alumni mahasiswa
Program Pascasarjana. Acara tersebut penuh sesak dengan peserta, meski
pendaftaran sudah dilakukan jauh-jauh hari secara online melalui website
pascasarjana. Dalam bedah buku ini panitia mengundang dua orang pembicara,
yaitu pertama Prof. Dr. Imam Suprayogo dan kedua Prof. Dr. Mujamil Qomar, M.Ag.
(guru besar Pemikiran Islam di IAIN Tulungagung) dengan dimoderatori oleh Dr. Ahmad
Khudori Soleh, M. Ag. Para undangan yang hadir meliputi rektor UIN Maliki
Malang, Prof. Dr. Mudjia Raharjo, M.Si., direktur Pascasarjana, Prof. Dr.
Baharuddin, M.Pd.I., para dosen, para alumni dan mahasiswa S2 dan S3 aktif
Pascasarjana UIN Maliki Malang.
Dalam
sambutannya, Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Mudjia Rahardjo, M.Si., banyak
bercerita tentang capaian UIN Maliki Malang selama ini. Salah satunya adalah
keberhasilan pendirian Fakultas Kedokteran yang baru saja SK-nya ditetapkan
oleh Menristekdikti, dengan spesifikasi kedokteran khusus haji dan umroh.
Pendirian fakultas kedokteran ini sudah menjadi planning jangka panjang yang
dilakukan oleh rektor sebelumnya, Prof. Imam Suprayogo. Prof. Mudji menambahkan
pengembangkan fakultas dan prodi-prodi baru ini dalam rangka menjawab tantangan
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang sekarang sudah berjalan dan MEAP
(Masyarakat Ekonomi Asean Asia Pasifik) yang menyusul akan diberlakukan. Jika
Bangsa Indonesia tidak mampu menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki
keahlian di berbagai bidang dan siap bersaing, maka Indonesia akan menjadi
negara yang tertinggal. Di samping itu, rektor juga menjelaskan perencaan
pembangunan kampus 3 UIN Maliki Malang di tanah seluas 100 hektar yang telah
selesai dibebaskan sebelumnya. Dengan perencanaan bangunan yang mewah dan
modern, dan dilengkapi dengan gedung Islamic Centre, maka kampus 3 ini
diharapkan akan menjadi ikon pengkajian peradaban Islam. Hal penting terakhir
yang disampaikan rektor adalah keinginannya merubah status UIN Maliki Malang
ini yang sekarang masih BLU (Badan Layanan Umum) menjadi BH (Badan Hukum).
Apabila status kampus sudah menjadi Badan Hukum, maka ia memiliki otoritas yang
besar dalam mengembangkan program pendidikannya, termasuk badan usahanya,
seperti membuka atau mendirikan program studi baru. Universitas lain yang sudah
berstatus Badan Hukum antara lain adalah Universitas Indonesia (UI), Institut
Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Gadjah
Mada (UGM). Sebelum rektor menutup sambutannya, ia mengharap kepada semua yang
hadir untuk meneladani almarhum Prof. Muhaimin, dalam segala hal, terutama
dalam menghidupkan budaya menulis dan meneliti di kalangan civitas akademika.
Setelah
semua sambutan selesai, maka dilanjutkan dengan sesi diskusi. Pamaparan pertama
disampaikan oleh Prof. Dr. Mujamil Qomar, M.Ag., dan dilanjutkan dengan paparan
dari Prof. Dr. Imam Suprayogo. Dalam paparannya Prof. Qomar banyak sekali
mengapresiasi gagasan dan pemikiran Prof. Muhaimin dalam bukunya tersebut, akan
tetapi juga dilengkapi dengan kritik-kritik konstruktif terhadap kekurangan
buku tersebut. Prof. Qomar menyebut beliau (Prof. Muhaimin) sebagai “ikon
keilmuan” di UIN Maliki Malang. Ikon keilmuan yang dimaksud adalah seorang yang
mampu mendobrak tradisi atau budaya stagnan yang telah berlangsung lama. Beliau
merumuskan beberapa karakteristik ikon keilmuan yang semuanya terdapat dalam
pribadi almarhum. Diantaranya adalah semangat keilmuan yang tinggi, peduli dalam
memberikan pemecahan masalah keilmuan, memiliki tradisi penelitian, naluri
mengembangkan ilmu pengetahuan, tradisi
menulis secara continue, dan memiliki obsesi yang tinggi dalam
menawarkan konstruksi konseptual teoritis dalam ranah ilmu pengetahuan.[1]
Buku
karya terakhir almarhum Prof. Muhaimin itu bertajuk “Model Pengembangan
Kurikulum dan Pembelajaran dalam Pendidikan Islam Kontemporer di
Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi”. Di dalamnya terdapat tujuh pembahasan,
antara lain pertama membahas perbincangan perubahan kurikulum
sekolah/madrasah di Indonesia; kedua, reaktualisasi pendidikan agama
Islam pada Sekolah/Madrasah dalam Implementasi Kurikulum 2013; ketiga, pemgembangan
metodologi pembelajaran PAI; keempat, pengembangan kurikulum dan rencana
pembelajaran pada perguruan tinggi Islam (PTI); kelima, pengembangan desain kurikulum program magister
PAI berbasis KKNI; keenam, pengembangan desain kurikulum pendidikan
kader ulama dan ketujuh, model pendidikan berbasis Ulum Albab.[2] Dalam
telaah Prof. Qomar terhadap buku ini, beliau mengapresiasi pembahasan di
dalamnya dalam beberapa aspek. Menurutnya, dalam buku ini Prof. Muhaimin
menunjukkan beberapa keunggulan, antara lain: a) ketidakterpisahan antara
kurikulum dan pembelajaran, karena keberadaan kurikulum tanpa adanya metode
pembelajaran akan menjadi tidak berarti, dan begitupun sebaliknya, b) gambaran tentang
bagaimana me-manage institusi pendidikan, termasuk proses pendidikan dan
pembelajaran yang berbasis nilai-nilai Ulul Albab yang dibangun dari
nilai-nilai wahyu Ilahi, c) analisis integrasi antara agama dan sains dalam
kurikulum 2013 bukan hanya dalam tataran pelaku, tetapi substansi pengetahuan
dan keterampilan atau keahliannya, d) dalam pengembangan kurikulum PAI yang
berwawasan inklusif, perlu dikambangkan teologi inklusif agar terwujud sikap
beragama yang inklusif pula, e) dalam membangun sumber daya peserta didik,
secara psikologis dibutuhkan upaya pengembangan IQ (Intellligent Quotient),
EQ (Emotional Quotient), CQ (Creativity Quotient), dan SQ (Spiritual
Quotient), f) arah desain kurikulum PAI ditekankan pada kemampuan PAI
merespons kebutuhan-kebutuhan publik dalam masyarakat modern, dengan modal
akhlaq mulia yang dijiwai oleh wahyu Ilahi yang menghiasi sikap responsif PAI
menghadapi berbagai perkembangan kontemporer, dan g) pada tataran pembelajaran,
proses pembelajaran PAI bukan sekedar melalui eksplorasi, eaborasi dan
konfirmasi, tetapi juga dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan dan mencipta. Pikiran-pikiran inilah yang terdapat
dalam buku tersebut dan merupakan kontribusi positif alm. Prof. Muhaimin
terhadap kurikulum PAI di Indonesia.[3]
Selain
dari pada itu, terdapat pula kritikan-kritikan konstruktif yang disampaikan oleh
Prof. Qomar yang ika itu di dalami dengan serius, dapat dijadikan acuan oleh
para dosen/peneliti dalam menulis karya serupa di masa yang akan datang.
Hal-hal yang menjadi sorotan antara lain; a) menurut Prof. Muhaimin,, kurikulum
merupakan inti atau jantungnya pendidikan, sebab kurikulum merupakan penjabaran
dari idealisme, alternatif pendidikan, fungsi pendidikan dan penentu hasil
pendidikan. Sedangkan dalam pandangan Qomar, kurikulum bukanlah penentu
keberhasilan pendidikan, melainkan “kesadaran pendidikan”, b) harapan bahwa
kurikulum S2 PAI dapat berkontribusi menghapuskan terorisme, radikalisalisme,
fundamentalisme, isu NII, rendahnya daya saing, sikap intoleran dan lain-lain
sepertinya terlalu melebii kapasitas program S2 PAI, c) tawaran struktur
krikulum program S2 PAI yang diberikan Prof. Muhaimin mengacu pada Surat Edaran
Dikti Nomor 526/E.E3/MI/2004, sedangkan surat ini tidak lolos dalam uji publik,
sehingga telah dianulir dan diganti dengan peraturan Menristek Dikti Nomor 44
Tahun 2015. Demikianlah apresiasi dan kritik konstruktif yang disampaikan Prof.
Qomar terhadap buku karya terakhir Prof. Muhaimin ini.[4]
Paparan
Prof. Qomar di awal ini sepertinya kurang begitu disepakati oleh Prof. Dr. Imam
Suprayogo dalam paparan yang berikutnya. Berbeda dengan paparan pertama,
paparan kedua lebih bersifat oral tanpa makalah, yang merupakan ciri khas dari beliau,
yang piawai dalam beretorika dan membuat peserta yang hadir tertawa
terpingkal-pingkal. Menurutnya, “apa yang telah disampaikan Prof. Qomar
sebelumnya ini tidak konsisten, di bagian awal ia banyak mengapresiasi Prof.
Muhaimin sebagai ikon keilmuan, mengapresiasi isi bukunya ini, akan tetapi di
bagian belakang justru banyak sekali kritikan yang dikeluarkan terhadap buku
ini”, ungkapnya. Akan tetapi, selebihnya Prof. Imam sepakat dengan apa yang
menjadi pemikiran Prof. Qomar, yaitu bahwa kurikulum pendidikan itu memang penting, akan tetapi
yang lebih penting adalah kesungguhan atau kesadaran menuntut ilmu yang tinggi
dalam dunia pendidikan ini, terutama para dosen, guru, kyai, profesor sangat
penting keberadaannya. Kampus atau lembaga pendidikan yang hebat itu dapat
dilihat pada kepakaran para pendidiknya pada bidang keilmuan masing-masing.
Seperti yang dilakukan oleh para ulama’ hadits, fiqih, tafsir dan sebagainya,
mereka belajar dengan berkelana mencari guru/syaikh yang pakar di bidangnya
masing-masing dari satu guru ke guru yang lain dengan metode yang sederhana. Artinya,
kurikulum yang diterapkan pun sangat sederhana pula, namun kesungguhan dan
kesadaran dalam belajar itulah kunci keberhasilan mereka. Di bagian akhir,
Prof. Imam menyampaikan bahwa almarhum Prof. Muhaimin ini adalah orang yang
baik, dia mengabdikan dirinya untuk ilmu pengetahuan dan tentunya nanti akan
mendapat tempat yang istimewa di sisi Allah Swt.
Diskusi
diakhiri tanpa sesi tanya jawab, karena waktu yang sudah siang ditambah lagi
pembicara sudah menyampaikan kalau sudah lelah. Sebelum di akhiri seluruh
peserta satu buah buku karya almarhum Prof. Muhaimin terbitan UIN Maliki Press
dan sekeping VCD berisi file digital book disertai video profil dan kiprah
almarhum selama hidupnya, mulai awal karir sampai dengan posisi akhir beliau
sebagai Direktur Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Seluruh civitas
akademika UIN Maliki Malang beduka, namun perginya almarhum Prof. Muhaimin
haruslah dapat dijadikan pelajaran bagi semua, agar dapat meneladani sikap hidup dan konsistensi
beliau dalam menulis dan berkarya untuk diskursus pengembangan ilmu
pengetahuan.
Wallahu A’lam.
[1] Mujamil Qomar,
Mengenang Sosok Konseptor Kurikulum Pendidikan Islam Indonesia dan Ikon
Keilmuan UIN Maliki Malang, Makalah dalam Seminar Nasional dan Launching
buku karya terakhir (alm.) Prof. Dr.
Muhaimin, MA., 2 April 2016, hlm. 1-2.
[2] Muhaimin, Model
Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran dalam Pendidikan Islam Kontemporer di
Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi, (Malang: UIN Maliki Press, 2016),
hlm. xvii-xix.
[3] Lihat dalam Mujamil
Qomar, Mengenang…………hlm. 2-4.
[4] Lihat dalam Mujamil
Qomar, Mengenang…………hlm. 4-6.
Posting Komentar