0

Rihlah Batu-Malang Cosma PBA Angkatan ‘07

Posted by Unknown on 08.17 in

            Hari sabtu, 16 Januari 2010 pada  pagi hari sekitar pukul 07.00, ihwan dan ahwat PBA sudah pada berkumpul di Blok M, tempat kebanggaannya anak IAIN. Sambil menunngu yang lainnya, teman-teman duduk-duduk sambil menghabiskan camilan yang ada. Mereka semua bersemangat sekali ber-rihlah untuk yang ketiga kalinya. Kali ini, rihlah dilaksanakan di Kota Batu Malang dengan beberapa tempat wisata tujuan, antara lain; Air Terjun Coban Rondo, Pemandian Songgoriti dan Batu Night Spektacular (BNS).
            Keputusan tempat tujuan rihlah ini tercetus melalui proses yang panjang. Pada awalnya bermula dari jajak pendapat yang dilakukan di kelas, sebelum UAS dimulai. Akan tetapi keputusan masih nihil, karena teman-teman sangat sulit dikondisikan. Akhirnya, Syeh Abdillah (ketua angkatan ‘07) beinisiatif mengadakan rapat khusus beberapa orang saja untuk membahas rencana ini. Akhirnya, dengan jumlah hanya 13 orang diputuskan bahwa rihlah kali ini positif dilaksanakan di Batu-Malang dengan tempat tujuan sebagaimana di atas, dengan Ahmad Syahirul Alim sebagai ketuanya.
            Sabtu pagi sekitar pukul 07.30, semua peserta rihlah telah lengkap, tinggal menunggu Rizal yang masih sibuk beli baterai kamera. Setelah dia tiba, tanpa pikir panjang Pak Sopir langsung menekan pedal gasnya. Akhirnya perjalanan menuju ke kota dingin dimulai. Sorak gembira teman-teman PBA mengiringi jalannya bus kecil yang penuh sesak dengan penumpang ini. Sekilas tentang bus ini ya, panitia mendapatkan bus mini ini atas kerja keras Mas Ajay alias Lutfi yang dengan gigihnya mencari persewaan bus kesana kemari. Dia mendapatkannya dengan biaya sewa lumayan murah, Rp 900.000,-. Jadi, peserta tidak perlu menambah uang iuran lagi deh...Bagi yang bawa banyak bekal diharap keikhlasannya yaa..karena tiap ada yang mengeluarkana snack, apapun itu, pasti akan habis dalam waktu yang singkat. Maklum saja, di dalam bus itu ada 30 mulut yang selalu siap melahap apapun yang ada, “Mumpung ada yang bisa dimakan....”, begitu kata teman-teman. Canda tawa mengiringi laju bus mini, hingga pada akhirnya kami sampai pada penghujung perjalanan.
            Sekitar pukul 09.00 pagi, kami sudah tiba di tempat wisata air terjun “ Coban Rondo”. Sempat ada yang trauma, Indah Mar’ati namanya. Dia teringat akan kecelakaan yang pernah dialaminya, karena jalan yang dilewati mirip sekali dengan saat kecelakaan itu, jalannya berbelok-belok dan di sekelilingnya banyak tebing yang curam. Tapi itu tidak jadi masalah, kita semua tetap enjoy saja. Setelah bus diparkir, kami berjalan menuju gazebo tempat istirahat, sembari melemaskan otot-otot yang kaku selama di bus. Huh...dingin banget!!! Dua kali dinginnya Pacet-Mojokerto. Di gazebo itu, kami berkumpul, makan siang bareng dan tak lupa foto-foto bareng. Sebelumnya ada pengarahan dari Pak Ketupat (ketua panitia) yang memberi deadline waktu sampai dzuhur. Disana, teman-teman menghabiskan waktu untuk berfoto bersama dan merasakan dinginnya air terjun Coban Rondo. Bunyi derasnya air terjun terdengar keras sekali menyentuh bebatuan. Kami terus berjalan mendekati air terjun yang tingginya hampir 10 meter itu, tapi sayang, pengunjung dilarang berada di pusat air terjun, karena memang sangat berbahaya di sana. Setelah puas di sana, kami berkeliling dan turun ke sungai yang bersumber dari aliran air terjun tadi. Serasa masuk ke dalam air es...dinginnya sampai menusuk ke tulang. Tidak disangka, waktu dzuhur tiba, kami segera bergegas menuju ke musholla untuk menunaikan sholat dzuhur. Dalam musholla yang kecil itu, ternyata  penuh sesak dengan pengunjung yang hendak melaksanakan sholat dzuhur, jadi kita ngantri deh.... Setelah semua selesai melaksanakan sholat, kami langsung berjalan bersama keluar dari area air terjun. Di sana banyak sekali toko makanan dan toko cindera mata. Ada beberapa teman yang tergabung dalam Thariqoh Qohwaniyyah lagi asyik ber-ngopi ria di salah satu warung. Setelah puas jalan-jalan dan marung, kami langsung menuju bus untuk melanjutkan perjalanan. Setelah semua kembali ke bus, perjalanan dilanjutkan kembali menuju tempat lain yang tidak jauh dari Coban Rondo, yaitu Songgoriti.
            Kurang lebih setengah jam perjalanan membawa kami, para mahasiswa cosma PBA tiba di wisata pemandian Songgoriti. Guyuran hujan menambah dinginnya udara di sana. Tujuan utama kami ke sana adalah tempat pemandiannya. Untuk masuk ke area pemandian, tiap orang diharuskan membayar Rp 9.000,-. Setelah bernegosiasi dengan petugasnya, akhirnya biaya dapat diperingan menjadi Rp 6.000,- perorang, tentunya harus dalam rombongan yang minimal jumlahnnya 30 orang. Akan tetapi, lagi-lagi teman-teman sulit dikondisikan, mereka pergi sendiri-sendiri berpisah dari rombongan. Akhirnya, kami tidak jadi mandi deh....yang tetap masuk ke dalam adalah Alim, Abdillah dan Siddiqi Amin, sedangkan yang lainnya ada yang makan-makan, belanja suvenir, beli buah-buahan, atau sekedar jalan-jalan aja. Selain pemandian tadi, di sana juga terdapat pasar yang menjual buah-buahan, cindera mata, rempah-rempah, pakaian, camilan dan sebagainya, lengkap banget. Oleh-oleh yang menjadi andalan teman-teman adalah buah apel khas Malang. Kurang lebih dua jam sudah kami jalan-jalan di sana, setelah itu kami segera mencari kamar mandi untuk buang air (maklum hujan-hujan gini.....) dan musholla untuk menunaikan sholat ashar. Ada cerita menarik, dua orang teman kami, Fahruddin dan Syaifullah. Ketika mereka melihat-lihat toko bunga, sungguh tak disangka, mereka bertemu anjing yang duduk dan menggongong persis di tengah jalan. Akhirnya mereka berdua lari ketakutan dan berbalik arah kembali, takut dikejar. Setelah mandi dan sholat, kami segera berkumpul kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan ke tempat berikutnya.
            BNS (Batu Night Spektacular), adalah tempat yang menjadi tujuan kami berikutnya. Sekitar pukul 17.00 sore kami tiba di sana. Hari itu bertepatan dengan akhir pekan, jadi tempat itu penuh dengan pengunjung. Kami turun dari bus dan berniat masuk serta menikmati berbagai wahana di dalamnya, tapi entar dulu, untuk masuknya kita harus membayar Rp 10.000,- perorang untuk mendapatkan tiket masuk, itu belum termasuk biaya permainan berbagai wahana di dalamnya. Sebelumnya teman-teman berpikir, masuk kesana apa tidak yaaa???...tapi akhirnya semua sepakat masuk ke dalam kecuali tiga orang, yaitu Afan, Fahruddin dan tentunya Syaifullah. Kata mereka sih, malas masuk, pengen di dalam bus aja (males ngeluarin duit kali...). Huh, seru banget di dalam, ada bermacam-macam wahana permainan yang bebas untuk dipilih, tentunya masing-masing punya tarif yang bebeda. Antara lain; petualangan rumah hantu, jet coster pelan, balapan mobil, permainan sulap, kafe, komedi putar, toko pakaian dan masih banyak lagi yang lainnya. Semakin malam pengunjungnya semakin banyak dan suasana ramai sekali ( maklum, malam minggu), padahal BNS saat itu basah kuyup diguyur hujan. Tak terasa sholat maghrib tiba, kami segera mencari musholla tempat sholat. Setelah lama mencari, akhirnya ketemu juga, mushollanya berada di pojok selatan melewati tempat belanja dan restoran. Huh, semakin malam cuaca semakin dingin. Setelah sholat maghrib kami langsung melanjutkan petualangan dengan mengelilingi semua wahana yang ada, walaupun hanya melihat-lihat saja. Ada cerita menarik, salah seorang teman yang bernama Warda, jatuh pingsan. Hal itu membuat semua yang ada saat itu menjadi panik. Tetapi, setelah mendengar ceritanya dari teman-teman yang bersamanya, sangat menggelikan. Si Warda pingsan karena kaget ketika melihat hantu bohongan di rumah hantu (kalau penakut, gak usah main......). Hehe......lucu banget. Akhirnya, waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 malam, waktu main-main telah habis. Kami harus kembali ke dalam bus. Waduh, gawat, Pak Sopir marah-marah, karena kami terlambat masuk ke dalam bus. Masalah itu ditambah lagi dengan adanya salah satu teman kami yang tersesat, tidak tahu jalan kembali. Akhirnya, Syeh Abdillah turun dari bus dan mencarinya. Setelah sekian lama mencari, dia ketemu juga. Si Alfi namanya, biasa...., anak itu emang suka buat sensasi. Setelah semua lengkap, kami melanjutkan perjalanan kembali pulang ke Kota tim Persebaya, Surabaya tercinta. Dalam perjalanan, kami tertidur pulas, kecucali Si Rouf, yang nggak kebagian kursi......
            Demikian tadi perjalanan rihlahnya cosma PBA di Kota Batu Malang yang penuh kenangan dan cerita lucu. Wallahu A’lam bis-Showab.

0 Comments

Posting Komentar

Copyright © 2009 TANPA BATAS All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.